Sabtu, 24 Desember 2011

Pahamilah Makna dan Mulailah Memaknai

Manusia dan segala bentuk kehidupan beserta sistem yang ada di dunia ini tidak pernah terlepas dari makna dan memaknai. Setiap dari keberadaan yang ada dari hal sekecil sel dan atom hingga hal besar macam sistem tata surya memiliki makna. Sebuah makna muncul dari sebuah kegiatan memaknai yang dilakukan oleh kita manusia menggunakan akal dan juga nurani yang diberikan oleh Sang Pencipta, memaknai yaitu pemahaman sebuah keberadaan dan juga kejadian pada alam semesta beserta interaksi yang terjadi di dalamnya. Dalam proses kegiatan memaknai tersebut, antara satu kegiatan pemaknaan yang satu dengan yang lain pastilah menghasilkan makna yang berbeda walaupun hal/keberadaan ataupun kejadian yang coba dimaknai adalah sama. Perbedaan makna tersebut diakibatkan oleh perbedaan sudut pandang/perspektif dalam proses pemaknaan, sedangkan perbedaan sudut pandang itu sendiri dipengaruhi oleh faktor yang jauh lebih kompleks seperti perbedaan budaya, agama, posisi, luasnya wawasan, pengalaman, dan lain sebagainya.

Berbicara tentang makna dan memaknai selalu berkait erat pula dengan Filsafat. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal. Kedalaman inilah yang kemudian nantinya bertransformasi menjadi sebuah makna yang mana merupakan sebuah hasil dari pemikiran panjang berupa kepahaman atas sebuah keberadaan/hal dan juga kejadian pada alam semesta.

Makna dan pemaknaan ini telah, sedang dan akan terus dilakukan oleh manusia selama peradaban manusia itu sendiri ada. Namun belakangan ini nilai-nilai makna tersebut mulai tergerus dikarenakan ketidak pedulian manusia yang muncul seiring berkembangnya jaman. Budaya materialistis sifat2 artefakturistik yang mementingkan kebendaan dan mengesampingkan bahkan melupakan betapa pentingnya makna dan nilai itu sendiri dalam kehidupan,membuat kedalaman sebuah makna hanya seharga benda sebagai nilai tukar.


Mulailah memaknai dan memahami
awalilah dari hidupmu sendiri
karna makna bukanlah jasad
yang hanya lekang dalam kurun sesaat

M Wildan Zulchair L
Semarang, 25-12-2011